SELAMAT DATANG,,
TERIMAKASIH BERKENAN MAMPIR,,,,
KONCO LAN SEDULUR KU,,

Monday, July 23, 2012

Iseng iseng pengen nulis sesutu di hari ke_3 Ramadan tahun ini, karena kebahagiaan ini tak harus ku simpan sendiri hehehe,,
Langsung aku to the point aja yah,,, :)

Ahirnya saat yang menegangkan dan dahsyat yang Kami nanti terjadi juga,,
Dihari minggu 24 junu 2012 penyemangat Hidup ku telah hadir di tengah tengah Rumah kecil kami sesosok mahluk imyut nan lucu , unyu unyu, mungil nan menggemaskan hihihihi.... :D
Oia mahluk lucu ini dilahirkan dengan berat 4kg panjangnya 50cm, tangisnya yang keras memecah di Subuh yang dingin itu,, "oeekkk oekkk"

Singkat kata Mahluk mungil ini ku beri nama INDRASTA HASTUNGKARA .. hehehehe Cakep kan..?? ( terinspirasi dengan nama2 jaman dulu hehehe..)

Aku cuma berharap si kecil kelak bisa jadi anak Saleh Berbakti kepada orang tua. agama, bangsa dan negara,,
Semoga mewarisi sifat bapaknya hehehehe,,,

Minggu depan tanggal 29 Juli genap 36 hari si kecil, waktunya Cukur rambutnya untuk yang pertama kali, biar cakep hehe,,

Cekian dulu ya,,
Makacie Om dan Tante sudah mau dengar ceritaku,,
Oia kalo pengen maen kerumah main aja,, di Wonosari hehehehe,,,

Monday, June 18, 2012

Batik, Kekayaan Budaya Dan Ekonomi

Indonesia sejatinya memiliki beragam corak batik, di antaranya batik Gedok yang merupakan batik dengan corak batik asli daerah Tuban. Sayangnya tak banyak yang mengetahui corak batik daerah pesisir Jawa Timur tersebut. Kenyataan inilah yang kemudian memicu Uswatun Chasanah, pengusaha batik di Kabupaten Tuban. Selain dengan terus memproduksi, perempuan paruh baya ini juga menyimpan koleksi batik Gedok yang sudah berusia tua dan sempat menjadi buruan kolektor batik yang berani membeli dengan harga hingga Rp100 juta. Batik Gedok buatan Uswatun Chasanah ini memang benar-benar unik. Sebagian besar bahan pembuatnya masih dipertahankan alami dan bersumber dari kekayaan alam, seperti pewarna dari bagian pepohonan. Selain itu pengerjaan motif dilakukan dengan pekerjaan tangan dan bukan mesin atau peralatan cap. Kini Uswatun Chasanah memetik hasil dari ketekunannya melestarikan batik Gedok, karena usaha yang dirintisnya mulai besar dan perlahan dikenal khalayak luas, setidaknya oleh para tamu pejabat Kabupaten Tuban yang kerap datang. Sekarang usaha batik Gedok yang digeluti Uswatun Chasanah melibatkan 150 orang pekerja yang umumnya dari daerah sekitar tempat tinggalnya. Mereka bisa membatik corak Gedok setelah diberi pelatihan. Berkembangnya usaha batik Gedok yang diberi merek “Batik Sekar Ayu” tidak terlepas dari kepedulian PT Semen Gresik (Persero) Tbk, yang sejak tahun 2000 telah memberikan bantuan modal kerja. Bantuan yang diterima kemudian digunakan untuk menambah modal, membeli bahan dan menggaji tenaga kerja baru agar dapat memenuhi permintaan pelanggan yang terus meningkat. Pelanggan datang dari pasar luar negeri antara lain Jerman, China, Singapura, dan Australia. Puncak prestasi Batik Sekar Ayu diraih pada saat menerima penghargaan sebagai UKM terbaik di Jawa Timur pada tahun 2009. Prestasi membanggakan ini akan terus dipertahankan dan Perusahaan juga akan berusaha memberikan dukungan hingga saatnya Batik Sekar Ayu mampu mandiri, bahkan menjadi model bagi usaha kecil lainnya.

Sunmber = DISPEPAR

WISATA TUBAN

Tuban terkenal dengan batik yang unik, yang dikenal sebagai Batik Gedog. Motif khas adalah hewan laut dalam warna gelap seperti biru dan ungu. Ada sebuah kuil tradisional Cina bernama Klenteng oleh pantai, yang dikunjungi oleh wisatawan lokal dari Surabaya dan sekitarnya, terutama saat Imlek, Tahun Baru Cina dirayakan.

Tuban dikenal sebagai “Kota Seribu sebuah Gua” karena ada begitu banyak gua di daerah tersebut, yang mengandung stalagtites dan stalagmit. Gua terkenal seperti Goa Akbar dan Goa Maharani (yang berisi patung pra-dibentuk canggih diyakini alami oleh muda dan tua) yang terletak dekat kota. Selain itu, ada banyak situs rekreasi banyak dikunjungi, seperti Goa Ngerong, kolam renang alami yang disebut Pemandian Alam Bektiharjo, air terjun bernama Air Terjun Nglirip, dan pantai dan dermaga untuk pasangan muda, Pantai Boom.
Tuban juga terkenal karena tuak minuman nya, tuak kuat diambil dari pohon Aren (disebut uwit bogor) bertugas di mug bambu besar yang disebut centak. Historis, tuak digunakan Tubanese sebagai senjata strategis melawan penjajah kolonial, yang tidak mampu untuk melawan saat mabuk. Its varietas non-alkohol bernama Legen diminum oleh perempuan dan anak-anak. Tuak dan jenis gin bernama arak juga disajikan di pesta dansa tradisional yang dikenal sebagai Tayuban atau Sindiran, di mana berat yang dibuat-buat dan empuk wanita penghibur disebut waranggono menyanyikan lagu-lagu satir dan menari dengan membayar laki-laki sampai subuh, disertai dengan kecil gamelan. Gerakan tari adalah versi vulgarised gaya tari istana Jawa Tengah dikenal sebagai Srimpi. Salah satu yang paling terkenal dari penghibur, Nyi Sumini, terpilih sebagai salah satu dari lima wakil untuk tampil di Jakarta taman Taman Mini Indonesia Indah. Salah satu band paling terkenal dan produktif di Indonesia pop, Koes Plus, berasal dari Tuban.
Hotel yang paling mewah di kota, Mustika Hotel terbakar ke tanah ketika kerusuhan pecah setelah salah satu calon menuduh lawan-lawannya memiliki membingkai hasil pemilihan lokal untuk memutuskan siapa yang akan menjadi bupati berikutnya atau Bupati. Calon wanita pertama dalam sejarah Tuban, Haeny Relawati, memenangkan dan penghasut dari kerusuhan telah dipenjarakan.
sumber
http://www.rahmadmunir.co.cc/2010/12/sejarah-kota-tuban.html 

Monday, August 23, 2010

tuban kota toak

JIKA Anda memiliki kesempatan ke Kota Tuban di Jawa Timur, tak perlu heran kalau banyak mendapati orang duduk melingkar di pinggir jalan. Mereka tak sekadar mengobrol, tetapi tegah menikmati minuman toak atau tuak, yang merupakan hasil fermentasi dari cairan tandan pohon siwalan (lontar).

Tuban memang terkenal dengan Kota Toak. Menurut Parman, warga Tuban, minum toak sudah menjadi tradisi masyarakat Tuban sejak dulu. "Yang khas dari Tuban ya toaknya. Setiap hari pasti banyak orang Tuban minum toak di pinggir jalan," ujar Parman.

Cara minum toakpun tergolong unik, karena di sajikan dengan centhak, gelas yang terbuat dari bambu. Untuk urusan rasa, toak Tuban sedikit masam, namun menurut Parman ada juga yang pahit.

Sebagaimana hasil fermentasi lain, toak Tuban juga mengandung alkohol. Terlalu banyak mengonsumsi toak bisa membuat orang mabuk. Parman mengungkapkan, masyarakat Tuban memercayai minuman ini berkhasiat. Konon, tuak Tuban bisa mengobati penyakit kencing batu.

Dulu pedagang tuak di Tuban berjualan menggunakan ongkek atau pikulan yang terbuat dari bambu, tetapi sekarang sudah tidak terlihat lagi pedagang tuak yang menggunakan ongkek. Sebotol tuak dijual seharga Rp 3.000. Para pedagang biasanya sudah mulai berjualan sejak pagi, dan hingga larut malam pun masih bisa ditemui...

Tuesday, July 27, 2010

Kesenian di Tuban

Seni tari masih tetap eksis di daerah Tuban sebagai seni pergaulan sampai sekarang. Karena warga, terutama kalangan pria dewasa maupun orangtua, masih sangat menggandrungi para penari.
Kesenian Sandur
Kesenian Sandur adalah tradisi untuk mengungkapkan rasa kegembiraan setelah musim panen. Kesenian ini diawali dengan tari-tarian yang dibawakan oleh empat peraga laki-laki yang disebut Cawik, Pethak, Balong dan Tansil. Puncak acara ini dilakukan pada tengah malam dengan atraksi kalongking yaitu seorang pemain berjalan di atas tambang dengan ketinggian sekitar 15 meter dari permukaan tanah, kedua ujung tambang diikat pada batang bambu yang di tancap di tengah-tengah lapangan. Ketika berada di tengah tambang pelaku kalongking langsung melakukan tapa kalong dengan posisi kepala di bawah dengan kaki mengait tambang.
:: ::
Kesenian Tayub
Tayub merupakan salah satu kesenian tradisional Tuban dan merupakan peninggalan dari budaya leluhur yang telah memasyarakat secara turun menurun. Penari Tayub biasanya terdiri dari 2 orang sampai dengan belasan penari. Para penonton dapat ikut serta menari bersama dengan penari Tayub. Acara akan semakin ramai dan hangat ketika penari Tayub yang disebut sindir menyanyikan gending-gending (lagu) yang sedang in dan digemari oleh penonton, sehingga akan banyak penonton yang turut serta menari dengan gerakan tari yang mereka bisa lakukan. Sindir biasanya selalu memenuhi keinginan penonton dengan melantunkan lagu yang diminta. Tarian ini biasanya diselenggarakan untuk memeriahkan acara perrnikahan, khitanan, atau acara keluarga lainnya. Acara berlangung selama sehari atau bahkan sampai dua hari, tergantung pesanan dari penyewa tarian tersebut.

Monday, May 24, 2010

Sekilas Tentang kota tuban

Kabupaten Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya berada di kota Tuban. Luasnya adalah 1.904,70 km² dan panjang pantai mencapai 65 km. Penduduknya berjumlah sekitar 1 juta jiwa. Tuban disebut sebagai Kota Wali karena Tuban adalah salah satu kota di Jawa yang menjadi pusat penyebaran ajaran Agama Islam. Beberapa obyek wisata di Tuban yang banyak dikunjungi wisatawan adalah Makam Wali, contohnya Sunan Bonang, Makam Syeh Maulana Ibrahim Asmaraqandi (Palang), Sunan Bejagung dll. Selain sebagai kota Wali, Tuban dikenal sebagai Kota Seribu Goa karena letak Tuban yang berada pada deretan Pegunungan Kapur Utara. Bahkan beberapa Goa di Tuban terdapat stalaktit dan Stalakmit. Goa yang terkenal di Tuban adalah Goa Akbar, Goa Putri Asih, dll. Tuban terletak di tepi pantai pulau Jawa bagian utara, dengan batas-batas wilayah: utara laut Jawa, sebelah timur Lamongan, sebelah selatan Bojonegoro, dan barat Rembang dan Blora Jawa Tengah

Kabupaten Tuban terdiri dari 20 kecamatan yaitu: Bancar, Bangilan, Grabagan, Jatirogo, Jenu, Kenduruan, Kerek, Merakurak, Montong, Palang, Parengan, Plumpang, Rengel, Semanding, Senori, Singgahan, Soko, Tambakboyo, Grabagan, Widangdan 17 kelurahan yaitu :Doromukti, Sidorejo, Kingking, Kebonsari, Mondokan, Latsari, Sidomulyo, Karang Sari, Ronggomulyo, Baturetno, Sukolilo, Perbon, Sendangharjo, Kutorejo, Karang, Gedongombo, Panyuran

Di kota Tuban kita bisa mengunjungi beberapa obyek wisata, di antaranya Gua Akbar, Masjid Agung, Makam Sunan Bonang,Ngerong Rengel, Pemandian Bektiharjo, Air Panas Prataan, Air Terjun Nglirip,Goa Suci,Makam Syeh Maulana Ibrahim Asmaraqandi dan Pantai Boom. Cenderamata khas yang bisa dibeli adalah kain tenun (batikgedog) dengan motif yang sangat khas. Motif khas ini juga bisa kita temui dalam bentuk kaos, baju wanita, dan selendang. Selain itu, Tuban juga terkenal sebagai kota Tuak (atau toak dalam bahasa lokal). Tuak adalah cairan (legen)dari tandan buah pohon lontar (masyarakat menyebutnya uwit bogor) yang difermentasikan sehingga sedikit memabukkan karena mengandung alkohol. Sedianya legen dibuat menjadi gula jawa, atau dapat juga langsung diminum sebagai minuman yang menyegarkan dan tentu saja, tidak memabukkan, selain itu buah dari pohon lontar (ental atau siwalan ) ini juga bisa dimakan dan berasa manis serta kenyal.

Thursday, April 8, 2010

Gua Putri Asih: Keajaiban Alam dari Kota Tuban

Bagi mereka yang berjiwa muda dan senang berpetualang, pesona obyek wisata Gua Putri Asih tak pernah dilewatkan begitu saja. Rasa penasaran akan tantangan dan keindahan, menjadi daya tarik tersendiri untuk menjelajahinya. Apalagi, di dalamnya bisa dijumpai aneka gugusan relief batuan atau stalaktit yang sangat menakjubkan.

Ingin menyaksikan keindahan stalaktit? Tak perlu pergi ke Gua Altamira di Spanyol atau Gua Mammoth dan Gua Carlsbad di Amerika. Karena, di Tuban, Jawa Timur, terdapat Gua Putri Asih. Gua yang terletak di Kecamatan Montong, tepatnya di tengah-tengah kawasan hutan jati petak 37, RPH Nguluhan, BKPH Mulyoagung, wilayah Perum Perhutani KPH Parengan ini memiliki stalaktit yang tak kalah menarik.

Dibanding gua-gua lainnya yang pernah diketemukan di dalam kawasan hutan. boleh jadi gua ini merupakan aset wisata yang paling menakjubkan. Maka tak salah jika banyak pihak meyakini bahwa gua yang baru diketemukan pada 7 September 2002 lalu itu, kelak mampu mengalahkan pesona gua-gua yang telah diketemukan sebelumnya, seperti Gua Akbar di lingkungan Pasar Baru Tuban; Gua Maharani di Paciran, Lamongan; Gua Lowo di Tulungagung; atau Gua Jatijajar di Kebumen. Jawa Tengah.

Sebab, ukuran gua itu jauh lebih besar dibanding Gua Akbar, yang selama ini dikenal sebagai gua terbesar di Tuban. Bebatuannya pun tak kalah indah dengan Gua Maharani, yang selama ini dikenal memiliki stalaktit dan stalakmit nan indah.

Ketika pertama kali diketemukan, aparat Perhutani setempat langsung melakukar upacara ritual, agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Bahkan, untuk mengakrab gua baru itu beberapa pegawai dan karyawan Perhutani KPH Parengan mengadakar Yasinan.

Ada dua dugaan asal-usul gua baru itu. Ada yang mengatakan, gua itu duh me maka tempat seorang putri yang sangat cantik. Indikasinya, ada bau wewangian di salah satu sudut gua. Tepatnya, di dekat pintu masuk ruangan IV, yang sementara ini merupakan batas akhis gua tersebut.

Selain itu, ada juga yang beranggapan bahwa gua tersebut dihuni hewan-hewan liar seperti harimau dan srigala. Indikasinya, di dalam gua tersebut ditemukan fosil gigi dan taring harimau yang umurnya diperkirakan telah mencapai ratusan tahun.

Lalu, dugaan mana yang benar? Sampai saat ini belum ada yang berani menjawab. Yang jelas, penemuan gua baru itu tak sama dengan gua-gua lainnya, khususnya dalam hal bau gua. Gua. Putri Asih baunya wangi dan tidak ada kelelawar di dalamnya. Keadaan lantai guanya pun cukup bersih, tidak ada kotoran sama sekali.

Karena berbeda dengan gua-gua lainnya itulah, maka gua yang baru diketemukan itu diberi nama: Gua Putri Asih. Konon, nama itu merupakan hasil pembicaraan dengan tokoh masyarakat dan kiai setempat. Maksud dari pemberian nama Putri Asih, sekedar untuk menghargai leluhur yang mungkin dulu pernah menghuni gua itu.

Dilihat dari luar, memang tak terlihat kalau di dalam gua itu tersimpan keindahan batuan stalaktit dan stalakmit. Petualangan yang indah di dalam Gua Putri Asih ini, dimulai dari gerbang utama lorong masuk pintu gua.

Untuk sementara ini, dari hasil penggalian yang sudah dilakukan, baru diketemukan empat ruangan gua. Sudah barang tentu tidak menutup kemungkinan jumlah ruangan gua ini akan terus berkembang, jika penggalian diteruskan menelusuri lorong-lorong gua. Konon, menurut cerita masyarakat setempat, loronglorong gua itu bisa tembus ke Laut Jawa. Benar atau tidak, memang masih perlu penelitian lebihjauh.

Yang jelas, pada tiap bagian ruangan gua terdapatjenis stalaktit yang berbeda. Ada yang menjulur dan terurai seperti selendang, ada yang gemerlapan seperti batu permata, ada yang ornamennya seperti buah catur, dan ada pula yang mirip dengan patung yang timbul dari dalam tanah.

Untuk masuk ke dalam gua, ada tigajalan yang bisa dipilih. Pertama, melalui anak tangga dari tali dengan ketinggian sekitar 20 meter. Kedua, melalui anak tangga dari bambu dengan tinggi sekitar 10 meter. Ketiga, melalui anak tangga setinggi dua meter, kemudian menelusuri lorong gua. Bagi yang takut ketinggian, jalan paling mudah dan paling aman adalah jalan yang terakhir.

Setelah menelusuri jalan pintu masuk gua tersebut, terdapat satu ruangan gua yang cukup lebar. Ruangan ini merupakan ruangan utama, setelah pintu masuk. Di dalam ruangan ini, sinar matahari masih bisa menembus lantai dasar gua.

Dari ruangan pertama, jika perjalanan dilanjutkan akan membawa kita ke dalam ruangan kedua yang tidak begitu lebar. Aneka stalaktit yang memukau kita, akan dapat dijumpai di ruangan kedua ini. Ada yang bercahaya dan bersinar gemerlapan seperti bola kristal, ada pula yang berwana putih kemilau seperti batu permata.
Setelah menelusuri lorong yang cukup sempit sepanjang kurang lebih 5 meter, kita akan sampai pada bagian ruangan ketiga. Di dalam ruangan yang tidak seberapa lebar ini terdapat ornamen-ornamen gua yang sangat memukau. Aneka bentuk stalaktit dapat dijumpai di sini. Bahkan, ada yang mirip patung gajah atau binatang lainnya yang seolah-olah muncul dari dalam perut bumi.

Perjalanan selanjutnya menelusuri gua Putri Asih ini, akan membawa kita ke dalam ruangan atau bagian IV. Di sinilah bau wewangian itu berada. Memang suasananya terkesan lain dibandingkan dengan bagian gua sebelumnya. Sebab, selain ruangannya paling sempit hingga jumlah pengunjung dibatasi, ada terkesan suasana magis tersendiri jika berada di dalam ruangan ini. Suasananya yang sunyi dan gelap, sedikit mencekam perasaan kita.

Untuk sementara ini, baru empat bagian gua itulah yang berhasil digali. Tapi tidak menutup kemungkinan, jika penggalian diteruskan, bagian-bagian atau ruangan gua itu akan bertambah lagi. Nah, kapan ke sana?

Sumber: SuaraMerdeka

Saturday, April 3, 2010

Berwisata di tuban

Pengunjung harus merunduk ketika memasuki salah satu celah kecil dalam gua. Celah seluas sekitar 50 cm x 30 cm tersebut hanya cukup untuk satu orang. Karena itu harus antri satu-satu untuk masuk ke celah itu.. Setelah melewati celah kecil tersebut pengunjung sampai di sebuah ruangan seukuran sekitar 2 m x 4 m setinggi 2 ,5 m. Gua kecil di dalam gua tersebut bernama Pasepen Kori Sinandhi. Hingga saat ini, kadang-kadang ada orang bermeditasi di dalam gua kecil tersebut. Karena itulah disebut pasepen yang berarti tempat bertapa (meditasi). Pasepen Kori Sinandhi hanya salah satu gua kecil di dalam Gua Akbar. Gua yang ditemukan pada 1998 ini merupakan gua terbesar di Tuban, Jawa Timur, sekitar 100 km dari Surabaya, ibukota Jawa Timur. Melalui jalur darat perlu waktu sekitar 2 jam. Tuban merupakan kota tua di bibir pantai utara Jawa Timur. Karena letaknya ini, pada 1275 , Tuban sudah menjadi pelabuhan bagi saudagar Cina yang datang ke Jawa. Beberapa pedagang Cina tersebut menetap di kota yang resmi dinamakan Tuban pada 12 November 1293 ini. Tuban termasuk salah satu kota kecil dengan komunitas Cina yang kuat. Kebudayaan Cina tersebut terlihat pada klenteng-klenteng (tempat ibadah orang Budha Cina) di Tuban. Salah satunya adalah Klenteng Kwan Sing Bo, di tepi jalan Deandles Tuban. Klenteng ini unik karena menggunakan kepiting pada pintu gerbangnya. Padahal biasanya klenteng menggunakan naga. Klenteng di kelurahan Karangsari, Tuban ini tidak hanya dikunjungi umat setempat tapi juga umat dari Malaysia dan Singapura. Tuban juga mempunyai peran dalam penyebaran agama Islam di Jawa. Salah satu dari sembilan wali (wali songo), kelompok penyebar agama Islam di Indonesia, berasal dari Tuban yaitu Sunan Bonang. Makam Sunan Bonang, di areal masjid Agung Tuban, di sebelah barat alun-alun kota menjadi tempat ziarah umat Islam di Indonesia, juga tempat wisata bagi umat lain. Desain masjid Agung dengan menara-menara runcing menjadi daya tarik tersendiri. Selain klenteng Kwan Sing Bo dan masjid Agung, objek wisata lain di Tuban adalah museum Kambang Putih, pemandian air panas Prataan, pantai Panyuran, serta ratusan gua. Saking banyaknya gua di Tuba, kota ini juga biasa disebut Kota Seribu Gua. Potensi wisata ini didukung transportasi dan hotel yang mudah. Tuban masuk jalur utama perjalanan darat dari Surabaya ke Jakarta. Sedangkan hotel tersedia di beberapa tempat dengan harga antara Rp 25.000- Rp 250.000. Tempat wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan lokal adalah Gua Akbar itu tadi. Gua yang masuk kelurahan Gedongombo, kecamatan Semanding ini berjarak sekitar 1 km dari pusat kota, sehingga sangat mudah dicapai. Sejarah berdirinya Kota Tuban, kedatangan saudagar Cina, hingga cerita tentang Sunan Bonang tergambar di relief di halaman gua seluas sekitar dua hektar ini. Pengunjung gua menjelajah gua menyusuri jalan berpaving dan berpagar besi. Di beberapa bagian gua ada pendapa yang sekaligus menjadi tempat istirahat. Ada tempat duduk di sana. Sebenarnya stalaktit dan stalakmit di gua ini tidak terlalu bagus. Paling tidak masih kalah dengan Gua Maharani yang berada di Paciran, Lamongan, sekitar 30 km dari Tuban. Namun karena guanya luas, tempat ini lebih tertata sehingga terkesan menarik. Dalam sehari ribuan wisatawan datang ke tempat ini. Penataan gua terlihat melalui penamaan tempat-tempat tertentu. Penamaan tersebut, menurut Agus Pramono, 42 tahun, pemandu lokal, disesuaikan bentuk stalaktit maupun stalakmit. Misalnya Pendapa Sangga Langit karena tempat ini bentuknya seperti pendapa ( tempat pertemuan) dengan empat pilar seperti menyangga langit. Cahaya redup di gua membuat suasana temaram sehingga gua terlihat lebih berwarna merah. Pendapa ini, kata pemandu yang bekerja sejak 1998 tersebut, dulunya juga digunakan Wali Songo untuk berkumpul. Pendapa lain di dalam gua ini adalah Pertapaan Andong Tumapak, Pendapa Watu Lapak, Pertapaan Sela Kumambang, Pendapa Sela Gumelar, dan Mahapandhapa Sri Manganti. Pendapa terakhir tersebut paling luas dari semua pendapa. Luasnya sekitar 20 m x 20 m dengan tinggi sekitar 5 m. Pendapa ini biasanya digunakan beristirahat dan berfoto. Di tempat ini ada pula Sasono Budo Budoyo, tempat orang bermain irama musik lokal. Salah satunya paguyuban kota tuban. Stalaktit maupun stalakmit di Gua Akbar bentuknya beragam. Ada yang seperti harimau sehingga disebut Sela Sardula, berarti batu harimau. Stalakmit lain dinamakan Sela Turonggo karena sekilas berbentuk kuda. Di sebelah stalakmit ini ada telaga kecil yang menurut Agus dalamnya mencapai 35 meter. Beberapa wisatawan memanfaatkan air tersebut untuk cuci muka, bahkan ada yang meminumnya. Perlu waktu antara 30 menit sampai satu jam untuk menjelajahi seluruh bagian gua. Hingga kemudian berakhir di sebuah musholla di dalam gua. Ini menjadi daya tarik tersendiri. Hal lain yang menarik adalah karena persis di atas gua ini ada Pasar Baru, pasar terbesar di Tuban. Karena itu, tidak susah untuk mencari souvenir untuk dibawa pulang. Batik Tuban bisa jadi pilihan souvenir yang menarik. Sebab batik dari sutra ini hanya diproduksi di kabupaten Tuban seperti desa Margorejo, kecamatan Ngerek; desa Bongkol, kecamatan Tuban; dan desa Karang, kecamatan Semanding. Pembuatannya secara tradisonal baik pemintalan benang maupun pembatikannya. Batik buatan tangan yang sudah menembus pasar internasional ini tersedia di setiap kios sehingga, harganya bersaing. Berdasarkan UU No. 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kabupaten di Jawa Timur termasuk Kabupaten Tuban. Sejarah Pemerintahan diawali pada jaman kerajaan Mojopahit tepatnya ketika peristiwa agung pelantikan Ronggolawe untuk menjadi Adipati Tuban pertama oleh yang mulia Raja Mojopahit Raden Wijaya. Pelantikan dilakukan pada tanggal 12 Nopember 1293 yang akhirnya oleh Pemda Tuban ditetapkan sebagai Hari Jadi Tuban. Sedang sejarah pengembangan Agama Islam diawali dengan kepeloporan Sunan Bonang dan murid kesayangannya Sunan Kalijaga yang asli Putra Tuban sekitar abad ke 13.